BAB
7
TRANSLASI
MATA UANG
Pengaruh
Alternatif Kurs Translasi Terhadap Laporan Keuangan
Dalam melakukan translasi saldo dalam
mata uang asing menjadi mata uang domestik dapat digunakan tiga nilai tukar
yaitu antara lain :
a) kurs
kini (curent)
b) kurs
historis (historical)
c) kurs
rata-rata (average)
Harus dapat dibedakan antara keuntungan
dan kerugian translasi dan keuntungan dan kerugian dimana keduanya merupakan
akibat nilai tukar.
Dari dua jenis penyesuaian traksaksi,
keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai
tukar yang digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai
tukar yang digunakan saat penyelesaian.
Jenis dua penyesuaian traksaksi adalah
keuntungan dan kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan timbul ketika
laporan keuangan disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan. Namun demikian
hingga mata uang asing tersebut benar-benar dilunasi, kerugian nilai tukar
belum direlisasi ini memiliki sifat yang sama dengan kerugian translasi karena
berasal dari proses penyajian ulang.
Perbedaan dalam kurs nilai tukar yang
timbul pada tanggal yang berbeda menyebabkan berbagai jenis penyesuaian nilai
tukar.
Transaksi
Mata Uang Asing
Transaksi terjadi pada suatu perusahaan
membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata
uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang
asing. Berdasarkan konsep mata uang fungsional yaitu, mata uang fungsional dari
suatu entitas adalah mata uang yang berlaku di wilayah operasional utama
perusahaan dan menghasilkan arus kas. Dengan demikian suatu transaksi mata uang
asing dapat berdominasi dalam suatu mata uang, tetapi diukur atau di catat
dalam mata uang yang lain. FAS No. 52, pernyataan standar akuntansi utuk mata
uang asing yang wajib diterapkan di AS, mengharuskan perlakuan berikut ini
untuk translasi mata uang asing :
a)
Pada tanggal suatu transaksi diakui,
setiap aktiva, kewajiban , pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang
terjadi dari suatu transaksi harus diukur dandicatat dalam mata uang fungsional
perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang
berlaku pada tanggal tersebut.
b)
Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo
yang berdenominasi dalam mata uang harus selain mata uang fungsional perusahaan
yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar
terkini. Penyesuaian kurs nilai tukar valuta asing (yaitu keuntungan atau
kerugian atas transaksi yang terjadi) perlu dibuat pada saat terjadi perubahan
kurs nilai tukar diantara tanggal transaksi dari tanggal penyelesaian. Apabila
laporan keuangan disusun sebelum penyelesaian traksaksi, penyesuaian akuntansi
(yaitu keuntungan atau kerugian atas transaksi yang beum diselesaikan) akan
sama dengan perbedaan antara jumlah yang awalnya dicatat dan jumlah yang
disajikan dalam laopran keuangan.
Dalam transaksi mata uang asing terdapat
dua perlakuan akuntansi atau keuntungan dan kerugian transaksi yang dapat
diterapkan yaitu:
1.
Perspektif Transaksi Tunggal :
Penyesuaian nilai tukar (baik yang sudah diselesaikan maupun yang belum
diselesaikan) diperlukan sebagai penyesuaian terhadap akun-akun transaksi yang
awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesainnya merupakan
peristiwa tunggal.
2.
Perspektif Dua Transaksi: Penagihan
piutang dianggap sebagai peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan
timbulnya piutang tersebut. FAS No.52 mengharuskan pengguna metode dua
transaksi untuk mencatat transaksi dalam mata uang asing. Keuntungan dan
kerugian dari transaksi yang sudah diselesaikan dan belum diselesaikan
dimasukkan dalam penentuan laba. Pengecualian utama terhadap ketentuan ini
terjadi apabila :
a) Penyesuaian
nilai tukar berkaitan dengan transaksi antar perusahaan jangka panjang
tertentu,
b) Transaksi
tersebut dimaksudkan dan berfungsi efeketif sebagi lindung nilai atas investasi
(yaitu lindung nilai terhadap posisi altiva/kewajiban bersih operasi luar
negeri) dan komitmen mata uang asing.
Metode Dalam Translasi Mata Uang Asing
Perusahaan yang beroperasi secara
internasional menggunakan berbagai metode untuk menyatakan laporan keuangan
dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik. Metode terdiri dari dua jenis
yaitu :
1. Metode
Kurs Tunggal
Kurs terkini penutupan untuk
seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang asing
umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada
saat pos-pos tersebut diakui.
Metode ini mengasumsikan bahwa
selurruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi resiko nilai tukar karena kurs
nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar negeri setiap terjadi perubahan
nilai tukar. Nilai persediaan dan aktiva tetap di dukung oleh inflasi lokal.
Dengan mentranslasikan seluruh saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan
kurs kini menghasilkan keuntungan dan kerugian translasi setiap kali terjadi
perubahan kurs nilai tukar, kebanyakan keuntungan dan kerugian ini tidak akan
direalisasi penuh.
2. Metode
Kurs berganda
Metode ini menggabungkan kurs nilai
tukar historis dan kurs tukar kini dalam proses translasi. Metode ini terbagi
atas tiga metode yaitu:
a) Metode
kini-non kini (lancar-tidak lancar)
Aktiva lancar dan kewajiban lancar
anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk
perusahaannya berdasrkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancar
ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laporan laba-rugi (kecuali
depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku.
Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang
tercatat saat aktiva tersebut diperoleh. Metode ini tidak mempertimbangkan
unsur ekonomis.
b) Metode
Moneter- Non Moneter
Menggunakan skema klasifikasi
neraca untuk menentukan kurs klasifikasi translasi yang tepat. Aktiva dan
kewajiban ditranslasikan berdasrkan kurs kini. Pos-pos non moneter aktiva tetap
investasi jangka pajang dan persediaan investor di translasikan dengan
menggunakan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan
menggunakan prosedur yang sama dengan konsep kini-non kini.
c) Metode
Temporal
Translasi mata uang merupakan
proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode ini
tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit
pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran
ulang dominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya. Kas
diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang
dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima atau dibayarkan pada
saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain-lain diukur sebesar harga uang
saat pos-pos tersebut aiakuisisi atau terjadi (harga historis). Namun demikian,
beberapa pos diukur sebesar harga yang terjadi per tanggal laporan keuangan
(harga kini), seperti persediaan berdasarkan aturan mana yang lebih rendah
antara biaya perolehan atau harga pasar.
Keuntungan
dan Kerugian Translasi
PSAK No.10 menyatakan bahwa keuntungan
dan kerugian akibat translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba-rugi
periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbulnya dari penyelesaian suatu
transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama maka seluruh selisih
kurs diakui dalam periode tersebut. Namun, Jika timbulnya dan diselesaikannya
suatu transaksi berada dalam beberapa periode transaksi, maka selisih kurs
harus diakui untuk setiap periode dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk
masing-masing periode.
Sumber:
Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary.
2005. Akuntansi Internasional, Edisi 5 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar