Jumat, 04 April 2014

TRANSLASI MATA UANG


BAB 7
TRANSLASI MATA UANG

Pengaruh Alternatif Kurs Translasi Terhadap Laporan Keuangan
Dalam melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik dapat digunakan tiga nilai tukar yaitu antara lain :
a)    kurs kini (curent)
b)   kurs historis (historical)
c)    kurs rata-rata (average)
Harus dapat dibedakan antara keuntungan dan kerugian translasi dan keuntungan dan kerugian dimana keduanya merupakan akibat nilai tukar.
Dari dua jenis penyesuaian traksaksi, keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai tukar yang digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai tukar yang digunakan saat penyelesaian.
Jenis dua penyesuaian traksaksi adalah keuntungan dan kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan timbul ketika laporan keuangan disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan. Namun demikian hingga mata uang asing tersebut benar-benar dilunasi, kerugian nilai tukar belum direlisasi ini memiliki sifat yang sama dengan kerugian translasi karena berasal dari proses penyajian ulang.
Perbedaan dalam kurs nilai tukar yang timbul pada tanggal yang berbeda menyebabkan berbagai jenis penyesuaian nilai tukar.
Transaksi Mata Uang Asing
Transaksi terjadi pada suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing. Berdasarkan konsep mata uang fungsional yaitu, mata uang fungsional dari suatu entitas adalah mata uang yang berlaku di wilayah operasional utama perusahaan dan menghasilkan arus kas. Dengan demikian suatu transaksi mata uang asing dapat berdominasi dalam suatu mata uang, tetapi diukur atau di catat dalam mata uang yang lain. FAS No. 52, pernyataan standar akuntansi utuk mata uang asing yang wajib diterapkan di AS, mengharuskan perlakuan berikut ini untuk translasi mata uang asing :
a)        Pada tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban , pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang terjadi dari suatu transaksi harus diukur dandicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut.
b)        Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo yang berdenominasi dalam mata uang harus selain mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar terkini. Penyesuaian kurs nilai tukar valuta asing (yaitu keuntungan atau kerugian atas transaksi yang terjadi) perlu dibuat pada saat terjadi perubahan kurs nilai tukar diantara tanggal transaksi dari tanggal penyelesaian. Apabila laporan keuangan disusun sebelum penyelesaian traksaksi, penyesuaian akuntansi (yaitu keuntungan atau kerugian atas transaksi yang beum diselesaikan) akan sama dengan perbedaan antara jumlah yang awalnya dicatat dan jumlah yang disajikan dalam laopran keuangan.
Dalam transaksi mata uang asing terdapat dua perlakuan akuntansi atau keuntungan dan kerugian transaksi yang dapat diterapkan yaitu:
1.      Perspektif Transaksi Tunggal : Penyesuaian nilai tukar (baik yang sudah diselesaikan maupun yang belum diselesaikan) diperlukan sebagai penyesuaian terhadap akun-akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesainnya merupakan peristiwa tunggal.
2.      Perspektif Dua Transaksi: Penagihan piutang dianggap sebagai peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut. FAS No.52 mengharuskan pengguna metode dua transaksi untuk mencatat transaksi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah diselesaikan dan belum diselesaikan dimasukkan dalam penentuan laba. Pengecualian utama terhadap ketentuan ini terjadi apabila :
a)      Penyesuaian nilai tukar berkaitan dengan transaksi antar perusahaan jangka panjang tertentu,
b)      Transaksi tersebut dimaksudkan dan berfungsi efeketif sebagi lindung nilai atas investasi (yaitu lindung nilai terhadap posisi altiva/kewajiban bersih operasi luar negeri) dan komitmen mata uang asing.
Metode  Dalam Translasi Mata Uang Asing
Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode untuk menyatakan laporan keuangan dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik. Metode terdiri dari dua jenis yaitu :
1.    Metode Kurs Tunggal
Kurs terkini penutupan untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui. 
Metode ini mengasumsikan bahwa selurruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi resiko nilai tukar karena kurs nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar negeri setiap terjadi perubahan nilai tukar. Nilai persediaan dan aktiva tetap di dukung oleh inflasi lokal. Dengan mentranslasikan seluruh saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs kini menghasilkan keuntungan dan kerugian translasi setiap kali terjadi perubahan kurs nilai tukar, kebanyakan keuntungan dan kerugian ini tidak akan direalisasi penuh.
2.    Metode Kurs berganda
Metode ini menggabungkan kurs nilai tukar historis dan kurs tukar kini dalam proses translasi. Metode ini terbagi atas tiga metode yaitu:
a)      Metode kini-non kini (lancar-tidak lancar)
Aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasrkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laporan laba-rugi (kecuali depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh. Metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis.
b)      Metode Moneter- Non Moneter
Menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs klasifikasi translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban ditranslasikan berdasrkan kurs kini. Pos-pos non moneter aktiva tetap investasi jangka pajang dan persediaan investor di translasikan dengan menggunakan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan konsep kini-non kini.
c)      Metode Temporal
Translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang dominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya. Kas diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima atau dibayarkan pada saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain-lain diukur sebesar harga uang saat pos-pos tersebut aiakuisisi atau terjadi (harga historis). Namun demikian, beberapa pos diukur sebesar harga yang terjadi per tanggal laporan keuangan (harga kini), seperti persediaan berdasarkan aturan mana yang lebih rendah antara biaya perolehan atau harga pasar.
Keuntungan dan Kerugian Translasi
PSAK No.10 menyatakan bahwa keuntungan dan kerugian akibat translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba-rugi periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbulnya dari penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Namun, Jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode transaksi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.

Sumber:
Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. Akuntansi Internasional, Edisi 5 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar