Peranan Sektor Pertanian
Sektor pertanian yang dimaksud dalam konsep pendapatan nasional menurut lapangan usaha atau sektor produksi ialah pertanian dalam arti luas. Di Indonesia disebut negara agraris atau pertanian karena peran pertanian masih dominan dalam hal:
- PDB (Produk Domestik Bruto)
- Penyerapan tenaga kerja
- Nilai ekspor.
Dari ke empat sektor produksi yaitu Pertanian, Perindustrian, Pertambangan dan Perdagangan (jasa). Perubahan struktur ekonomi yang terjadi di Indonesia selama periode 1990-an, PDB dari sektor pertanian (termasuk perternakan, kehutanan, dan perikanan) mengalami penurunan (atas harga kostan 1993) dari sekitar 17,9% pada tahun 1993 menjadi 19,6% pada tahun 1999, sedangkan PDB dari industri manufaktur meningkat dari 22,3% menjadi 26,0%. Sedangkan dari tahun 2000-2006 PDB dari pertanian lebih rendah sekitar 15% sedangkan dari industri naik sekitar 27% hingga 28%. Sedangkan harga yang berlaku di PDB dari pertanian menurun dari 19,4% pada awal dekade 90-an menjadi 13,6% pada tahun 2006 dan pada kuartal 1, tahun 2007 tercatat sebesar 14%. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Distribusi PDB menurut Tiga Sektor Besar, 1968-2007 (%)1
Sektor | 1968 | 1988 | 1990 | 1995 | 2000 | 2002 | 2003 | 2004 | 2005 | 2006 | 20074 |
Pertanian2 | 51,0 | 24,1 | 19,4 | 17,1 | 15,6 | 15,5 | 15,2 | 14,3 | 13,1 | 13,6 | 13,9 |
Industri | 8,55 | 18,55 | 39,1 | 41,8 | 45,9 | 44,5 | 43,7 | 44,6 | 46,8 | 47,0 | 27,65 |
Jasa-jasa | 36,33 | 45,23 | 41,5 | 41,1 | 38,5 | 40,1 | 41,1 | 41,0 | 40,2 | 40,0 | 49,33 |
Keterangan : 1) atas harga yang berlaku; 2) termasuk perikanan, perkebunan, kehutanan, perternakan; 3) terdiri atas sektor listrik, gas, dan air minum, kontruksi, perdagangan,pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan, sewa rumah, pemerintah, dan jasa-jasa; 4) kuartal I ; 5) manufaktur
Penurunan kontribusi output dari pertanian terhadap pembentukan PDB bukan berarti volume produksi sektor berkurang(pertumbuhan negatif). Pada periode 2001-2004, ouput pertanian tumbuh sekitar 3%-4%, sedangkan industri tumbuh sekitar 3%-6%. Dari data BPS semester I, pada tahun 2005 output prtanian hanya tumbuh 0,3%, sementara output industri tumbuh sekitar 6,8%, sedangkan untuk triwulan III-2007 dibandingkan dengan triwulan dengan tahun 2006, pertumbuhan output pertanian sekitar 8,9%. Untuk triwulan lain selama 2007 tidak ditunjukan dalam tabel dibawah ini.
Pertumbuhan PDB menurut sektor di Indonesia, 2001-2007 (triwulan III)
Sektor | Periode | |||||||
2001 | 2002 | 2003 | 2004 | Semester I 2005 | Triwulan III-2007 | |||
Terhadap Sem. I 2004 | Terhadap Sem. II 2004 | Terhadap Triw. III 2006 | Sumber Pertumbuhan (year on year) | |||||
Pertanian* | 3,1 | 3,2 | 4,3 | 4,1 | 0,3 | 5,1 | 8,9 | 1,3 |
Pretambangan & penggalian | 0,3 | 1,0 | -0,9 | -4,6 | -0,9 | -5,5 | 1,8 | 0,2 |
Industri manufaktur | 3,3 | 5,3 | 5,3 | 6,2 | 6,8 | 2,7 | 4,5 | 1,2 |
Listrik, gas & air bersih | 7,9 | 8,9 | 5,9 | 5,9 | 7,7 | 3,6 | 11,7 | 0,1 |
Bangunan | 4,6 | 5,5 | 6,7 | 8,2 | 7,4 | 0,7 | 7,5 | 0,5 |
Perdagangan, hotel & restoran | 4,4 | 3,9 | 5,3 | 5,8 | 9,7 | 3,0 | 6,9 | 1,2 |
Transpotasi& komunikasi | 8,1 | 8,4 | 11,6 | 12,7 | 13,5 | 4,7 | 12,5 | 0,8 |
Keuangan, sewa & perusaan jasa | 6,6 | 6,4 | 7,0 | 7,7 | 8,2 | 4,0 | 8,0 | 0,7 |
Jasa-jasa lainnya | 3,2 | 3,8 | 3,9 | 4,9 | 4,6 | 2,5 | 5,7 | 0,5 |
PDB | 3,8 | 4,4 | 4,9 | 5,1 | 5,9 | 2,4 | 6,5 | 6,5 |
PDB tanpa minyak & gas | 5,1 | 5,1 | 5,8 | 6,2 | 7,0 | 3,1 | 6,9 | 6,4 |
Keterangan : *) termasuk perikanan, perkebunan, kehutanan, dan perternakan.
2. Sektor Pertanian di Indonesia
Selama periode 1995-1997
PDB sektor pertanian (peternakan, kehutanan & perikanan) menurun & sektor lain seperti manufaktur meningkat. Sebelum krisis moneter, laju pertumbuhan output sektor pertanian < output sektor non pertanian 1999 semua sektor turun kecuali listrik, air dan gas.
Rendahnya pertumbuhan output pertanian disebabkan:
· Iklim, kemarau jangka panjang berakibat volume dan daya saing turun
· Lahan garapan petani semakin kecil
· Kualitas SDM rendah
· Penggunaan Teknologi rendah
3. Nilai Tukar Petani
Nilai Tukar Petani, Selisih harga output pertanian dengan harga inputnya (rasio indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar).
NTP (Nilai Tukar Petani) setiap wilayah berbeda dan ini tergantung:
- Inflasi setiap wilayah
- Sistem distribusi input pertanian
- Perbedaan ekuilibrium pasar komoditi pertanian setiap wilayah (D=S)D>S (harga naik) & D<S (harga turun)
4. Investasi di Sektor Pertanian
Sektor pertanian masih memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Setidaknya ada empat hal yang dapat dijadikan alasan. Pertama, Indonesia merupakan negara berkembang yang masih relatif tertinggal dalam penguasaan Iptek muktahir serta masih menghadapi kendala keterbatasan modal, jelas belum memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) pada sektor ekonomi yang berbasis Iptek dan padat modal. Oleh karena itu pembangunan ekonomi Indonesia sudah selayaknya dititikberatkan pada pembangunan sektor-sektor ekonomi yang berbasis pada sumberdaya alam, padat tenaga kerja, dan berorientasi pada pasar domestik. Dalam hal ini, sektor pertanianlah yang paling memenuhi persyaratan.
Kedua, menurut proyeksi penduduk yang dilakukan oleh BPS penduduk Indonesia diperkirakan sekitar 228-248 juta jiwa pada tahun 2008-2015. Kondisi ini merupakan tantangan berat sekaligus potensi yang sangat besar, baik dilihat dari sisi penawaran produk (produksi) maupun dari sisi permintaan produk (pasar) khususnya yang terkait dengan kebutuhan pangan. Selain itu ketersedian sumber daya alam berupa lahan dengan kondisi agroklimat yang cukup potensial untuk dieksplorasi dan dikembangkan sebagai usaha pertanian produktif merupakan daya tarik tersendiri bagi para investor untuk menanamkan modalnya.
Ketiga, walaupun kontribusi sektor pertanian bagi output nasional masih relatif kecil dibandingkan sektor lainnya yakni hanya sekitar 12,9 persen pada tahun 2006 namun sektor pertanian tetap merupakan salah satu sumber pertumbuhan output nasional yang penting. Berdasarkan data BPS, pada Bulan Februari 2007 tercatat sektor pertanian merupakan penyerap tenaga kerja terbesar, yakni sekitar 44 persen.
Keempat, sektor pertanian memiliki karakteristik yang unik khususnya dalam hal ketahanan sektor ini terhadap guncangan struktural dari perekonomian makro (Simatupang dan Dermoredjo, 2003 dalam Irawan, 2006). Hal ini ditunjukkan oleh fenomena dimana sektor ini tetap mampu tumbuh positif pada saat puncak krisis ekonomi sementara sektor ekonomi lainnya mengalami kontraksi. Saat kondisi parah dimana terjadi resesi dengan pertumbuhan PDB negatif sepanjang triwulan pertama 1998 sampai triwulan pertama 1999, nampak bahwa sektor pertanian tetap bisa tumbuh dimana pada triwulan 1 dan triwulan 3 tahun 1998 pertumbuhan sektor pertanian masing-masing 11,2 persen, sedangkan pada triwulan 1 tahun 1999 tumbuh 17,5 persen. Adapun umumnya sektor nonpertanian pada periode krisis ekonomi yang parah tersebut pertumbuhannya adalah negatif (Irawan, 2004, dalam Irawan, 2006).
Mengingat pentingnya peranan sektor pertanian dalam perekonomian nasional tersebut sudah seharusnya kebijakan-kebijakan negara berupa kebijakan fiskal, kebijakan moneter, serta kebijakan perdagangan tidak mengabaikan potensi sektor pertanian. Bahkan dalam beberapa kesempatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pentingnya sektor pertanian dengan menempatkan revitalisasi pertanian sebagai satu dari strategi tiga jalur (triple track strategy) untuk memulihkan dan membangun kembali ekonomi Indonesia. Salah satu tantangan utama dalam menggerakan kinerja dan memanfaatkan sektor pertanian ini adalah modal atau investasi. Pengembangan investasi di sektor pertanian diperlukan untuk dapat memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan petani, serta pengembangan wilayah khususnya wilayah perdesaan.
5. Keterkaitan Pertanian dengan Industri Manufaktur
Salah satu penyebab krisis ekonomi adalah kesalahan industrialisasi yg tidak berbasis pertanian. Hal ini terlihat bahwa laju pertumbuhan sector pertanian (+) walaupun kecil, sedangkan industri manufaktur (-). Jepang, Taiwan & Eropa dlm memajukan industri manufaktur diawali dengan revolusi sektor pertanian.
Alasan sektor pertanian harus kuat dlm proses industrialisasi :
- Sektor pertanian kuat, pangan terjamin, tdk ada lapar,kondisi sospol stabil
- Sudut Permintaan, Sektor pertanian kuat, pendapatan riil perkapita naik, permintaan oleh petani thd produk industri manufaktur naik berarti industri manufaktur berkembang & output industri menjadi input sektor pertanian.
- Sudut Penawaran, permintaan produk pertanian sbg bahan baku oleh industri manufaktur.
- Kelebihan output siktor pertanian digunakan sebagai sumber investasi sektor industri manufaktur seperti industri kecil dipedesaan.
Kenyataan di Indonesia keterkaitan produksi sektor pertanian dam industri manufaktur sangat lemah dan kedua sektor tersebut sangat bergantung kepada barang impor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar