Nama : Delly Herdiana
NPM : 21210770
Kelas : 4EB19
Matakuliah :
Etika Profesi Akuntansi
Tugas
ke 2
PERILAKU ETIKA DALAM
BISNIS
Lingkungan Bisnis yang
Mempengaruhi Perilaku Etika
Etika
bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Tujuan
utama dari sebuah bisnis adalah untuk tumbuh dan menghasilkan uang. Perilaku
karyawan, bagaimanapun dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal diluar bisnis.
Pemilik usaha perlu memperhatikan faktor-faktor dan dapat melihat perubahan
perilaku karyawan yang dapat berdampak timbulnya masalah.
Budaya
Organisasi
Keseluruhan
budaya perusahaan dampak bagaimana karyawan melakukan dengan rekan kerjanya,
pelanggan, dan pemasok. Lebih dari sekedar lingkungan kerja, budaya organisasi
mencakup sikap manajemen terhadap karyawan, rencana pertumbuhan perusahaan dan
otonomi atau pemberdayaan yang diberikan kepada karyawan.
Ekonomi
Lokal
Saat-saat
kesulitan dan pengangguran yang tinggi, karyawan dapat menjadi takut dan cemas
tentang pekerjaan mereka. Kecemasan ini mengarahkan mereka kepada kinerja yang
lebih rendah dan penyimpangan dalam penilaian.
Reputasi
Perusahaan dalam Komunitas
Persepsi karyawan tentang bagaimana
perusahaan mereka dilihat oleh masyarakat lokal dapat mempengaruhi perilaku.
Jika karyawan menyadari bahwa perusahaannya dianggap curang atau murah oleh
lingkungan disekitarnya, tindakannya mungkin akan seperti itu.
Apabila
perusahaan dianggap sebagai pilar masyarakat dengan banyak goodwill, karyawan
lebih cenderung untuk menunjukan perilaku serupa karena pelanggan dan pemasok
berharap bahwa dari mereka.
Saling-tergantungan
antara Bisnis dan Masyarakat
Hubungan
antara bisnis dengan masyarakat sangatlah erat dan saling membantu satu sama
lain dalam mencapai kemajuan. Dengan majunya bisnis suatu perusahaan akan
membantu perekonomian masyarakat dengan pemberian upah terhadap karyawan.
Pembisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai aktivitas di
masyarakat. Harus memiliki etik dalam menggunakan sumber daya yang terbatas di
masyarakat. Etika bisnis menyangkut usaha membangunkan kepercayaan antara
masyarakat dengan perusahaan, dan ini merupakan elemen untuk mencapai
kesuksesan dalam berbisnis jangka panjang. Dengan menjaga etika perusahaan
dapat melindungi reputasi bisnis perusahaan.
Kepedulian Pelaku
bisnis terhadap Etika
Pengendalian
Diri
Artinya,
pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing - masing untuk
tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu,
pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang
atau memakan pihak lain dengan menggunakan keuntungan tersebut. Walau
keuntungan yang diperoleh merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi
penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah
etika bisnis yang "etik".
Pengembangan
Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku
bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya
dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan
lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh
pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess
demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak
memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda.
Mempertahankan
Jati Diri
Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus
dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak
kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan
teknologi.
Menciptakan
Persaingan yang Sehat
Persaingan
dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi
persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat
jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah ke bawah,
memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam
menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia
bisnis tersebut.
Menerapkan
Konsep “Pembangunan Berkelanjutan"
Dunia bisnis
seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu
memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang. Berdasarkan ini jelas pelaku
bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat
sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan
dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh
keuntungan besar.
Menghindari
Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku
bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi
lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan
curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa
dan negara.
Mampu
Menyatakan yang Benar itu Benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar
untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa
dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari koneksi" serta
melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa
diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada
pihak yang terkait.
Perkembangan dalam
Etika Bisnis
Berikut perkembangan etika bisnis menurut Bertens
(2000):
1.
Situasi Dahulu
Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan
filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan
manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan
kegiatan niaga harus diatur.
2.
Masa Peralihan: tahun 1960-an
Ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di
Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan
terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia
pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam
kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas
adalah corporate social responsibility.
3.
Etika Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an
Sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan
masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu
tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.
4.
Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun
1980-an
Di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai
berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara
akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business
Ethics Network (EBEN).
5.
Etika Bisnis menjadi Fenomena Global: tahun 1990-an
Tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah
dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for
Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
Etika Bisnis dan Etika
Akuntan
Etika Bisnis
Merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah
bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan
yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan
peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman
bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman
untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur,
jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Profesi
Akuntan
Profesi
akuntan merupakan profesi yang aktivitasnya tidak terpisahkan dengan aktivitas
bisnis sehingga selain harus memahami dan menerapkan etika profesionalnya,
seorang akuntan harus memahami dan menerapkan etika bisnis. Dalam menjalankan
profesinya akuntan di Indonesia diatur oleh kode etik profesi dengan nama kode
etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan
tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk
berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga masyarakat. Akuntan
sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan
mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Ada tiga kewajiban; kompentensi,
objektif dan mengutamakan integritas. Berbisnis tanpa memperhatikan etika maka
hasilnya akan sangat merugikan.
Kesimpulan :
Dari pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa perilaku etis dan kepercayaan dapat mempengaruhi operasi
perusahaan. Dalam berbisnis untuk mencapai kesuksesan adalah reputasi sebagai
perusahaan yang memegang teguh integritas dan kepercayaan pihak lain. Etika Bisnis
dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Sumber :
Oliviaudhiyyah.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar